Pada tahun
1048 di daerah Banten dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja
Wel Wina, sebelumnya di daerah ini telah di bangun jaringan-jaringan irigasi
kecil sederhana dan irigasi tertua yang di bangun oleh Sultan Ageng Tirtayasa
pada sekitar abad ke 17 yang di kenal sebagai kanal sultan. Namun, pada masa
penjajahan oleh colonial Belanda, Belanda tidak hanya menjajah bagian timur
indonesia, tetapi juga bagian barat Indonesia tepatnya didaerah Banten sampai
ke wilayah Pamarayan. Awalnya colonial Belanda hanya ingin mengambil
rempah-rempah yang berada di daerah Pamarayan, tetapi lama-kelamaan orang
Belanda berinisiatif untuk membuat jembatan untuk pengairan di lahan pertanian
dan untuk mempermudah mobilitas mereka dalam mengambil rempah-rempah didaerah
tersebut. Jembatan tersebut dibangun tahun 1901 yang saat ini biasa disebut
dengan nama Jembatan Putih atau Bendung Pamarayan Lama, fakta tersebut tertulis
pada Almanak yang tertera pada salah satu pintu air.
Pada saat
itu yang mengerjakan jembatan tersebut adalah orang-orang pribumi dan para
pekerja dari daerah Jawa yang dipekerjakan oleh orang belanda. Proyek
bendungan ini selesai dikerjakan pada tahun 1914 dan air mulai disalurkan
pada tahun 1918, disamping bendungan ini terdapat bangunan yang di
gunakan oleh kolonial belanda untuk MEMBAYAR upah para pekerja atau biasa di
sebut dengan tempat ”PAMAYARAN” dalam bahasa Sunda karena bendungan
ini di bangun di daerah yang kebanyakan penduduknya menggunakan bahasa
sunda, warga pribumi dibayar atau mendapat imbalan atas pekerjaannya hanya
dengan menggunakan uang logam Wel Wina dengan menggunakan 1 (satu)
takeran atau tidak diperhitungkan dengan rinci, entah takeran uang ataupun
takeran jagung. Mulai pada saat itu munculah keributan antara warga pribumi
yang meributkan imbalan yang diberikan oleh Belanda. Semakin lama semakin
berlanjut keributan tersebut, dan pada akhirnya daerah tersebut memiliki
sebutan PAMAYARAN yang diciptakan oleh para pekerja jembatan pada masa
penjajahan colonial Belanda. Dengan semangat juang dan kesatuan dari warga
Indonesia akhirnya Bangsa Indonesia berhasil merebut Kemerdekaannya dari
tangan penjajahan Belanda.
Kini dengan
perbendaharaan kata yang semakin banyak dan bahasa yang semakin
berkembang sebutan PAMAYARAN berubah menjadi PAMARAYAN yang kini menjadi
nama sebuah kecamatan di Kabupaten Serang Provinsi BANTEN.
Jika dilihat
dari fungsinya, jembatan Pamarayan ini memilik berbagai fungsi dan manfaat bagi
masyarakat, mulai dari sebagai jembatan penyebrangan, sebagai irigasi seluas 21.321 hektar, bendungan ini
juga meyuplai air baku industri dan rumah tangga, sebagai pengendali banjir. Oleh karen itu jembatan ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Jembatan
Pamarayan memiliki tradisi yang sampai saat ini masih dilakukan, tradisi
tersebut di beri nama “bedol Pamarayan”.
Bedolan Pamarayan di lakukan setiap tanggal sepuluh bulan sepuluh setiap
setahun sekali, tradisi tersebut dimulai sejak zaman Belanda, bedolan ini
dilakukan untuk mencitrakan bahwa bendungan ini adalah milik rakyat. Menurut Hudari ( kepala unit pelaksana teknis
bendungan ), Bedol Pamarayan adalah pesta para petani saat memasuki musim tanam
setelah menghadapi kemarau. “Waktu itu Belanda ingin menyatukan antara warga
pribumi dengan pendatang supaya bersama-sama menjaga keberadaan bendung ini,”
katanya. Kegiatan ini dimanfaatkan tidak hanya oleh masyarakat sekitar tetapi
juga masyarakat yang dari luar Pamarayan untuk mencari ikan yang berada di
daerah bendungan. Setiap tahunnya acara ini selalu dihadiri oleh Bupati Serang
dan ribuan masyarakat yang antusias dalam acara ini, masyarakat
berbondong-bondong mendatangi bendungan dengan membawa alat-alat untuk
menangkap ikan, seperti jala, pancing, ember, dan lain-lain.
Ketika hari
libur pun dan bulan Ramadhan jembatan ini sangat ramai oleh pengunjung,
masyarakat dari berbagai daerah sering berkunjung ke areal Bendung Pamarayan.
Mereka menikmati udara segar dan suara gemericik air yang jatuh dari delapan
pintu air di bendungan. Saat Ramadan, Bendung Pamarayan menjadi tempat favorit
masyarakat untuk ngabuburit (menunggu waktu berbuka puasa) dan nyubuh
(berolahraga atau jalan santai setelah salat Subuh). Setiap sore hari, tidak
kurang dari 1.000 orang warga berkunjung ke tempat itu untuk ngabuburit.
Saat
ini, jembatan pamarayan lama sudah tidak digunakan lagi karena bendungan airnya
sudah dipindahkan posisinya sekitar 200
meter dari lokasi bendung Pamarayan lama ke jembatan Pamarayan Baru. Sementara
jembatan Pamarayan lama menjadi cagar budaya Banten, namun sangat disayangkan
sekali jika melihat kondisi jembatan lama yang sangat memperhatikan, mulai dari
menghilangnya besi-besi dan baud-baud yang ada di jembatan karena dicuri,
banyaknya coretan-coretan di jembatan sampai besi-besinya yang mulai berkarat
karena tidak adanya perawatan, semua ini terjadi karena kurangnya perhatian
dari pemerintah setempat dan masyarakat sekitar yang kurang memperdulikan kondisi
jembatan.
Kepala
UPT Bendungan Pamarayan sendiri mengatakan bahwa, kurangnya kesadaran
masyarakat untuk merawat bendungan lama ini, banyak masyarakat terutama pelajar
yang mencoret-coret bagian jembatan, sementara kepala UPT sendiri sudah meminta
bantuan kepada pemerintah setempat untuk melakukan perawatan dan pemagaran
terhadap jembatan agar tidak sembarangan orang bisa masuk dan naik ke atas
jembatan, sementara dari pemerinyah sendiri belum ada respon atas permintaan
tersebut. Kurangnya penjagaan keamanan juga
membuat besi-besi yang ada di jembatan menjadi mengilang karena dicuri
oleh tangan-tangan jahil.
Padahal
jembatan lama ini merupakan aset yang berharga yang bisa mengingatkan kita
semua terhadap asal mula daerah Pamarayan, selain itu jika jembatan lama ini di
rawat dengan baik bisa menjadi pusat sejarah dan kebudayaan di daerah
Pamarayan. Jika hal itu terjadi akan banyak masyarakat dari luar daerah
Pamarayan yang akan berkunjung, hal itu akan membangun sektor perekonomian dan
pariwisata di daerah Pamarayan. Masyarakat bisa memanfaatkan hal tersebut untuk
menjual barang-barang kerajinan dan makanan khas dari Pamarayan, sehingga
ekonomi masyarakat bisa terbangun.
Oleh
karena itu, kita terutama masyarakat sekitar jembatan Pamrayan harus bisa
menjaga, merawat dan melestarikan jembatan bendungan Pamrayan, agar anak cucu
kita nanti tidak kehilangan budaya dan identitas asal mula pamarayan, selain
itu kita juga bisa memperkenalkan jembatan Pamarayan ke masyarakat luas agar
sektor pariwisata di Banten bisa semakin berkembang dan maju. Bukan hanya
masyarakat, pemerintah juga harus ikut membantu dengan membangun infrastruktur
di daerah Pamarayan, agar akses menuju bendungan Pamarayan menjadi mudah,
pemerintah juga harus meningkatkan pengaman di jembatan pamarayan agar kenyaman
pengunjung bisa terjaga dengan baik.
Dengan begitu bendungan ini akan terus terjaga dan terawat dengan baik dan bisa
menjadi tempat bersejarah bagi kita semua.
Sumber data :
http://legendabanten.blogspot.com/2013/03/sejarah-bendungan-lama-dan-asal-usul.html
http://engkus77.blogspot.com/2009/01/sejarah-bendungan-pamarayan.html
2 komentar:
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
Apa hubungan nya bu sma sejarah jembatan pamarayan???? Hadehhh
Posting Komentar